Tugas ke-2 BAHASA INDONESIA 2

NAMA: DWI CHUSWANDA

NPM: 12211233

KELAS: 3EA03

 

BAB II

BERPIKIR DEDUKTIF

2.1 Silogisme Kategorial

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Premis mayor adalah proposisi yang dianggap benar bagi semua anggota kelas tertentu. Premis minor adalah proposisi yang mengidentifikasi sebuah peristiwa (fenomena) yang khusus sebagai anggota dari kelas tadi. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

contoh:

  1. Semua hewan berkembang biak.

    Semua monyet adalah hewan.

    Jadi, semua monyet berkembang biak.

  2. Semua kendaraan memiliki roda.

    Semua sepeda adalah kendaraan.

    Jadi, semua sepeda memiliki roda.

  3. Semua manusia sopan.

    Semua dosen adalah manusia.

    Jadi, semua dosen sopan.

    Untuk menghasilkan simpulan harus ada term menengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term menengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.

contoh:

  1. Semua manusia tidak sopan.

    Semua bebek bukan manusia.

    Jadi, (tidak ada simpulan).

  2. Semua kendaraan tidak memiliki roda.

    Semua radio bukan kendaraan.

    Jadi, (tidak ada simpulan).

  3. Semua binatang tidak berkembang biak.

    Semua mawar bukan binatang.

    Jadi, (tidak ada simpulan).

2.2 Silogisme Hipotetis

Silogisme Hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan antesede, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :

  1. Jika beras dimasak, beras akan menjadi nasi.

    Beras dimasak.

    Jadi, beras menjasi nasi.

    Jika beras tidak dimasak, beras tidak akan menjadi nasi.

    Beras tidak dimasak.

    Jadi, beras tidak akan menjadi nasi.

  2. Jika plastic dibakar, plastik akan meleleh.

    Plastic dibakar.

    Jadi, plastic meleleh.

    Jika plastik tidak dibakar, plastik tidak akan meleleh.

    plastik tidak dibakar.

    Jadi, plastik tidak akan meleleh.

  3. Jika pakaian dicuci, pakaian akan menjadi bersih.

    Pakaian dicuci.

    Jadi, pakaianmenjadi bersih.

    Jika pakaian tidak dicuci, pakaian tidak akan menjadi bersih.

    Pakaian tidak dicuci.

    Jadi, pakaian tidak akan menjadi bersih.

2.3 Silogisme alternatif

Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternative, simpulannya akan menolak alternative yang lain.

Contoh :

  1. Dia adalah seorang dokter atau guru.

    Dia seorang dokter.

    Jadi, dia bukan seorang guru.

    Dia adalah seorang guru.

    Dia bukan seorang dokter.

    Jadi, dia seorang guru.

  2. Dia adalah seorang nelayan atau petani.

    Dia seorang nelayan.

    Jadi, dia bukan seorang petani.

    Dia adalah seorang petani.

    Dia bukan seorang nelayan.

    Jadi, dia seorang petani.

  3. Dia adalah seorang pelajar atau pegawai.

    Dia seorang pelajar.

    Jadi, dia bukan seorang pegawai.

    Dia adalah seorang pegawai.

    Dia bukan seorang pelajar.

    Jadi, dia seorang pegawai.

2.4 Entimem

Enthymeme, enthymema (Yunani) berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme ini muncul hanya dengan dua proposisi.

Contoh :

  1. Semua petani adalah orang yang pandai berkebun.

    Rudi adalah seorang petani.

    Jadi, Rudi adalah orang yang pandai berkebun.

  2. Semua pengangguran adalah orang yang malas.

    Sari adalah seorang pengangguran.

    Jadi, Sari adalah orang yang malas.

  3. Semua polisi adalah orang berjiwa besar.

    Rava adalah seorang polisi.

    Jadi, Rava adalah orang berjiwa besar.

 

http://seviaindah.blogspot.com/2011/04/contoh-kalimat-deduksi-silogisme-emiten.html